BAB 10
PRASANGKA DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME
1. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Sikap yang negatif
terhadap sesuatu.disebut
prasangka. Walaupun
dapat kita garis bawahi bahwa prasangkadapat juga dalamdalam pengertian
positf. Tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam dalam pengertian
negatif.Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok?
Tampaknya kepribadian dan intelekgensia, juga faktor lingkungan cukup berkaitan
dengan munculnya prasangka.
Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat
menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi tinggi.
lebih sukar untuk
bersikap berprasangka.
Mengapa? Karena orang-orang macam ini bersifat dan bersikap kritis.
Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yang tergolong
dalam jajaran kaum cendekiawan, juga para pemimpim dan negarawan juga bisa berprasangka. Bahkan lahirnya
senjata-senjata antarbenua (Inter Continental Balistic Missile ICBM) adalah suatu buah
pransangka yang berlebihan dari para pemimpin, negarawan negara-negara adikuasa (superpower)? Bukankah pemasangan rudal-rudal jarak pendek
milik Amerika Serikat didaratan Eropa Barat adalah suatu
manifestasidari prasangka Amerika Serikat terhadap
rivalnya yaitu Uni Sovyet? Kondisi
lingkungan/ wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat menimbulkan prasangka suatu individu atau kelompok sosial
tertentu.
Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil
hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Lebih-lebih lagi bila
sikap berprasangka itu muncul dari jalan fikiran
sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan dibuat pukul rata sebagai sifat dari
seluruh anggota kelompok sosial tertentu. Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif
terhadap kelompok sosial
lain, atau terhadap
suatu suku bangsa,
kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial
yang lebih luas. Suatu contoh:
beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja, sering menjadi luas, melibatkan sejumlah
orang. Akan menjadi lebih riskan lagi apabila peristiwa
itu menjalar lebih luas, sehingga melibatkan orang-orang di suatu wilayah tertentu, yang diikuti dengan tidakantindakan kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil.
1.
1.1 SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
(a)
Berlatar belakang
sejarah.
Orang" orang kuli putih di Amerika
Serikat berprasangka negatif terhadap
orang-orang Negro, berlatar
belakang pada sejarah
masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai
tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang Negro dewasa ini cukup
dapat dibanggakan, terutama
dalam bidang olah raga, akan tetapi prasangka terhadap orang- orang Negro sebagai biang keladi
kerusuhan dan keonaran belum sirna sampai dengan generasi-generasi
sekarang ini.
(b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional.
Suatu prasangka muncul
dan berkembang dari suatu individu
terhadap individu lain, atau terhadap kelompok
sosial tertentu manakala
terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) oleh
pimpinan Perusahaan terhadap
karyawannya.Pada sisi lain prasangka bisa berkembang lebih jauh, sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok
orang-orang kaya dengan
golongan orang-orang miskin.Harta kekayaan
orang-orang kaya harus,
diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal.Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang
sebagai pejabat dan lain sebagainya.
(c). Bersumber dari faktor
kepribadian.
Keadaan frustrasi dari beberapa orang atau kelompok
sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresif. Para ahli beranggapan bahwa prasangka
lebih dominau disebabkan tipetipe kepribadian orang-orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri keperibadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan bersifat tertutup.
(d). Berlatar belakang
dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
Risa ditambah lagi dengan perbedaan
pandangan politik, ekonomi
dan ideologi. Prasangka
yang berakar dari hal-hal tersebut
di alas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka
yang bersifat universal. Reberapa diantaranya : Konflik
Irlandia Utara-Irlandia Selatan,
Konflik antara golonganb keturunan Yunani-Turki di Cyprus dan perang Iran-Irak
berakar dari latar belakang adanya prasangka agama/kepercayaan agama. Perang
Vietnam, pendudukan Afganistan oleh Uni Soviet,
konflik-konflik dilingkungan negara-negara Amerika Tengah dan Afrika lebih banyak
bermotifkan ideologi, politik
dan strategi politik
global
1.2 DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
a. Perbaikan
kondisi sosial ekonomi.
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi
warga negara Indonesia yang masih tergolong
di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya
kesenjangan-kesenjangan sosial
anatar si kaya dan si ml.skin.Melalui pelaksanaan program-program pembangunan yang mantap yang didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui programKredit Candak Kulak(KCK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), dan dalam sektor pertanian dengan program Intensifikasi Khusus(Insus), Proyek
Perkebunan Inti Rakyat(PIR), Juga Proyek Tebu Rakyat
diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian.
Dengan begitu prasangka-prasangka ketidak adilan dalam sektor
perekonomian antara kelompok
kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi
dan akhirnya akan sirna. Pada sisi lain mereka yang
tergolongdalam kelompok ekonomi kuat,
barns selalu menyadari
bahwa kesenjangan sosial yang
berkepanjangan antara kelompok
ekonomi kuat dengan
kelompok ekonomi lemah yang mayoritas itu, akan menjadi
titik rawan.Oleh Karena itu upaya pendekatan, rasa kebersamaan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara kelompok ekonomi
kuat dengan kelompok masyarakat ekonomi lemah adalah
usaha yang sungguhsungguh bijaksana
b.
Perluasan kesempatan belajar.
Adanya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warganegara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa
program pendidikan. terutama pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati
oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan alas.Mengapa `. Untuk mencapai jenjang
pendidikan tertentu di perguruan
tinggi memang mahal. disamping itu hams memiliki
kemampuan otak dan modal. Mereka akan selalu tercecar
dan tersisih dalam persaingan memperebutkan bangku sekolah. Masih beruntung bagi mereka yang memi liki kemampuan otak. Jikadapat mencapai prestasi
tinggi dan dapatdipertahankan secara konsisten, beasiswa
yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantongpun tidak akan kering
kerontang.
c. Sikap
terbuka dan sikap lapang
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan
yang datang dari luar ataupun yang datang
dari dalam negeri. semuanya akan dapat
merongrong
keutuhan negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah
nilai yang melekat,
merupakan basis empuk bagi
timbulnya prasangka, diskriminasi, dan keresahan. Berbagai ideologi secara historis pernah mendapat tempat dan
berkipra di republik ini, bukan mustahil akan mengambil manfaat
kemajemukan kultur, status dan kelas masyarakat. Bukan mustahil kalau mereka
memanfaatkan situasi berprasangka, resah, dan kemelut.
Apalagi dalam suasana
transisi masa satu asas, berbagai
pengaruh dan kemungkinan itu tidak boleh diremehkan
begitu saja.
2. ETNOSENTRISME
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus
menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan
dengan norma-norma, nilainilai yang terkandung dan tersirat dalam kebudayaan tersebut.Suku bangsa, ras tersebut
cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah sesuatu yang prima, rill, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebaginya. Segala
yang berbeda dengan
kebudayaan yang mereka
miliki, dipandang sebagai sesuatu
yang kurang baik, kurang estetis,
bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya. Hal-hal tersebut
di atas dikenal sebagai ETNOSENTRISME, yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima,
terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai
dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar