Mind Map
Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
|
1. PELAPISAN SOSIAL
A. PENGERTIAN
Masyarakat terbentuk
dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang
tentu akan membentuk
suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teraturdan
bolehdikatakan stabil. Sehubungan dengan ini. maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan
yang dalam pembentukannya mempunyai gejala
yang sama.
Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu
dan masyarakat adalah
komplementer dapat kita lihat
dari kenyataan, bahwa :
a. manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
b. individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan
(berdasarkan
pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.
B. PELAPISAN SOSIAL
CIRI TETAP KELOMPOK
SOSIAL
Pembagian dan pemberian
kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya
menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan
yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini perlu diingat bahwa ketentuanketentuan tentang pembagian
kedudukan antara laki‘"laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan, semata-mata adalah ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri.
Kita lihat saja misalnya
kedudukan laki-laki di Jawa berbeda
dengan kedudukan laki-laki
di Minangkabau. Di Jawa kekuasaan keluarga
di tangan ayah sedang di Minangkabau tidak demikian. Dalam hubungannya dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki
Cara sendiri-sendiri.
Di Irian misalnya atau di Bali. wanita harus lebih bekerja keras
daripada laki- laki.
C. TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
- Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai
dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Adapun orang-orang yang menduduki lapisan
tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
dengan sendirinya. pengakuan-pengakuan
terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh
dengan sendirinya.
Oleh Karena
sifatnya yang tanpa disengaja inilah
maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut
tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku.
Pada pelapisan
yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu pelapisan adalah
secara otomatis, misalnya
Karena manusia tua, Karena
pemilikan kepan-daian yang lebih, atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang memiliki
bakat seni atau sakti.
- Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan
yang disusun dengan sengaja ditujukan
untuk mengejar
tujuan bersama. Di dalam sistem
pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas
adanya wewenang dan keuasaan yang diberikan kepada
seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang
dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal
maupun secara horisontal.
Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat
misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi,
dan lain-lain. Pendek
kata di dalam organisasi formal.
Di dalam sistem
organisasi yang disusun dengan Cara ini mengandung dua sistem, ialah :
I ) Sistem fungsional; merupakan
pembagian kerja kepada
kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan barns bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja di dalam orgaanisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala-kepala seksi dan lain-lain.
2) Sistem skalar:
merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke alas (vertikal).
Pembagian
kedudukan ini di dalam organisasi formal pada pokoknya diperlukan agar organisasi itu dapat bergerak
secara teratur untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tetapi sebenarnya terdapat pula kelemahan yang disebabkan sistem yang demikian itu.
Pertama
: Karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sehingga
sering terjadi kelemahan
di dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya
saja perubahan-perubahan pula dalam
cara-cara perjuangan partai
politik, tetapi Karena
organisasi itu mempunyai tata Cara tersendiri di dalam menentukan kebijaksanaan politik sosial,
maka sering terjadi kelambatan di dalam penyesuaian.
Kedua:
Karena organisasi itu telah diatur
sedemikian rupa sehingga membatasi
kemampuan-kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi Karena kedudukannya yang mengangkat maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif. Misalnya dapat kita lihat di dalam kehidupan perguruan tinggi, seorang
dosen yang baru golongan III a tetapi
cakap, tidak diperkenankan menduduki jabatan-jabatan tertentu yang hanya bolehdiduduki
atau dijabat oleh golongan IV a ke atas, maka merupakan hambatan
yang merugikan dosen yang bersangkutan dan universitas.
D. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN
MENURUT SIFATNYA.
Menurut
sifatnya, maka sistem pelapisan dalam
masyarakat dapat dibedakan menjadi :
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
Di dalam sistem ini permindahan anggota
masyarakat ke lapisan
yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin
terjadi, kecuali ada halhal yang istimewa. Di dalam sistem yang demikian
itu satu-satu,ya jalan untuk dapat masuk menjadi
anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat
adalah Karena kelahiran. Sistem pelapisan
tertutup kita temui misalnya di India
yang masyarakatnya mengenal
sistem kasta. Sebagaimana kita ketahui
masyarakat terbagi ke dalam :
- Kasta Brahmana : yang merupakan kastanya golongan.‘golongan pendeta
- Kasta Brahmana : yang merupakan kastanya golongan.‘golongan pendeta
dan merupakaan kasta tertinggi.
- Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara
- Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara
yang dipandang sebagai
lapisan kedua.
- Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yangdipandang
- Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yangdipandang
sebagai lapisan menengah
ketiga.
- Kasta Sudra : merupakan
kasta dari golongan rakyat
jelata.
- Paria : adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Yang termasuk golongan ini misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya..
- Paria : adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Yang termasuk golongan ini misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya..
Sistem stratifikasi sosial yang tertutup biasanya juga kita temui di dalam masyarakat feodal atau masyarakat yang berdasarkan realisme. (Seperti pemerintahan di Afrika Selatan yang terkenal masih melakukan politik apartheid atau perbedaan wama kulit yang disahkan oleh undang-undang).
2) Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Di dalam sistem yang demikian
ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya
atau naik ke lapisan
yang di atasnya.
Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya
di dalam masyarakat di Indonesia
sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan
untuk menduduki segala jabatan
bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang juga dapat turun dart jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya.
Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut " Achieve status"
E. BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOS/AL.
Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada sementara sarjana yang meninjau bentuk
pelapisan masyarakat hanya berdasar
salah satu aspek saja misalnya
aspek ekonomi, atau aspek politik
saja, tetapi sementara itu ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran
secara komprehensif.
Selanjutnya itu ada yang
membagi pelapisan masyarakat
kedalam jumlah yang lebih
sederhana (misalnya membagi
hanya menjadi dua bagian).
Sementara itu ada pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).
Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut
ini :
I ) Masyarakat terdiri dart kc\as alas (upper class)dan kelas bawah (lower
class).
2) Masyarakat terdiri dari tiga kelas ialah kelas alas (upper class),
kelas menengah (middle class), dan kelas kc bawah (lower
class).
3)
Sementara itu ada pula sering kitadengar : kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengahke bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).
Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah jumlah orangnya
daripada kelas menengah, demiian seterusnya semakin
tinggi golongannya semakin sedikit
jumlah orangnya. Dengan
demikian sistem pelapisan masyarakat itu mengikuti bentuk
piramid.
Bila mana
digambar kurang lebih berbentuk sebagai
berikut :
Gambar
I :
Upper class : ...............................
Lower class : ...............................
Upper class : ...............................
Middle
class : ...............................
Lower class : ...............................
Upper class : ....................
Upper middle class :
....................
Middle class : ....................
Lower middle class :
....................
Lower class : ....................
Orang dapat menduduki
lapisan (atau istilah
lain ada yang menggunakan
dengan kelas) tertentu disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti misalnya: keturunan, Kecakapan, pengaruh, kekuatan dan lain sebagainya.
Oleh Karena itu beberapa sarjana
memiliKi teKanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan masyarakat.
Beberapa
dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap
negara terdapat tiga unsur, yaitu
mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Di sini Aristoteles membagi masyarakat berdasarkandimensi ekonomi sehingga ada orang yang kaya,
menengah dan melarat.
2) Prof . Dr.
Selo
Sumardjan dan Soelaiman
Soemardi SH. MA.
menyatakan sebagai berikut ` selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai
olehnyadan
setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang
itu akan menjadi
bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
3) Vilfredo Pareto,
sarjana ItaLia, menyatakan bahwa ada dua kelas yang
senantiasa
berbeda setiap waktu yaitu golongan
Elite dan golongan
Non Elite. menurut
dia pangkal daripada
perbedaan itu Karena ada orangorang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4) Gaotano Mosoa, sarjana ItaLia, di dalam " The Ruling Class" menyatakan sebagai berikut :
Di daLam
seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah keLas yang pemerintah
dan kelas yang diperintah. Kelas
yang pertama. jumLahnya
selalu sedikit, menjaLankan peranan"peranan politik,
monopoli kekuasaandan menikmati keuntungan-keuntungan yang dihasilkan
oleh kekuasaannya itu.
Sebaliknya yang kedua, ialah kelas yang diperintah, jumlahnya
lebih banyak diarahkan dan diatur/diawasi oleh kelas yang pertama.
5) Karl Marx di dalam menjelaskan secara tidak langsung
tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah
kelas menurutdia, pada pokoknya ada dua macam di dalam setiap
masyarakat yaitu kelas yang memiliki
tanah dan alat-alat
produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memil;` tenaga untuk disumbangkan di dalam proses
produksi.
Dari apa yang diuraikan di atas, akhirnya dapat disimpulkan
bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya
dipakai untuk menggolong-golongkan anggotaanggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai
berikut :
1) Ukuran kekayaan
: Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan
paling banyak, termasuk kedalam lapisan sosial teratas. Kenyataan tersebut,
misalnyadapatdilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, caraCara mempergunakan pakaian
serta bahan pakaian
yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal, dan sebagainya.
2) Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial
teratas.
3) Ukuran kehormatan
: Ukuran kehormatan
mungkin terlepas dari ukuranukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling
disegani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki lapisan
sosial teratas. Ukuran
semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.
4)
Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadangkadang menyebabkan menjadi negatif,Karena ternyata
bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran,
akan tetapi gelar kesarjanaannya.
Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macaw usaha untuk
mendapatkan gelar tersebut
walaupun secara tidak
halal.
Ukuran-ukuran tersebut di alas, tidaklah bersifat limitatif
(terbatas), tetapi masih
ada ukuran-ukuran lainnya
yang dapat dipergunakan. AK-an tetapi ukuran-ukurandi alas yang menonjol
sebagaidasar timbulnya pelapisan
sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai
yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
2. KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan antara
manusia dan lingkungan masyarakat pada
umumnya adalah timbal
balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai
hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat Waupun terhadap pemerintahdan negara. Beberapa hakdan kewajiban
penting
ditetapkandalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hakdan kewajiban
asasi. Untuk dapat melaksanakana hak dan kewajiban ini dengan bebas dart rasa takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi
jaminan ini adalah pemerintah yang kuatdan berwibawa. Didalam susunan negara modern hakhak dan kebebasan-kebebasan asasi
manusia itu dilindungi oleh Undangundang dan menjadi
hukum positif.
1) PERSAMAAN HAK
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan
sebagai suatu yang mengganggu, Karena
di mana kekuasaan negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki
lingkungan hak manusia
pribadi dan berkuranglah pula luas
batas hak-hak yang dimiliki individu
itu. Dan di sinilah timbul persengketaan pokok antara dua kekuasaan itu seeara prinsip,
yaitu kekuasaan manusia
yang berwujud dalam hak-hak dasar beserta
kebebasan asasi yang selama itu dimilikinya dengan leluasa,dan kekuaasaan yang melekat pada organisasi barn dalam bentuk masyarakat yang merupakan negara tadi.
Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam Pemyataan Sedunia Tentang Hak"hak (Asasi) Manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) dalam pasal-pasalnya, seperti
dalam :
Pasal 1 " Sekalian
orang dilahirkan merdeka
dan mempunyai
martabat
dan hak yang sama.
Mereka dikarunia
akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan"
.
Pasal 2 ayat I : " Setiap orang berhak alas semua hak-hak
dan kebebasan-
kebebasan yang tercantumdalam pemyataan inidengan tak ada Keenan
apa pun, seperti
misalnya bangsa, warns, jenis
kelamin, bahasa, agama, poliotik atau pendapat lain, asal
mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik,
kelahiran ataupun kedudukan."
Pasal 7 " Sekalian
orang adalah sama terhadap undang-undang dan
berhak alas perlindungan hokum yang samadengan tak ads perbedaan. Sekalian orang berhak alas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa
pernyataan ini dan
terhadap segala hasutan
yang ditujukan kepada perbedaan semacam
ini."
2) PERSAMAAN DERAJAT DI INDONESIA
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai
hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan
derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secarajelas. Sebagaimana kita ketahui
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa
setiap warga negara
tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan.
Hukum dibuat dimaksudkan untuk
melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Kalau kita lihat ada empat
pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi itu yakni
pasal 27, 28, 29
dan 31. Empat pokok hak-hak
asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut :
Pertama tentang kesamaan
kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal
27 ayat I menetapkan :
bahwa . " Segala Warga Negara bersaamaan kedudukannya di dalam Hukum
dan Pemerintahandan wajib menjunjung hukumdan
pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya."
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban
dasar di samping hak asasi yang dimiliki oleh warga negara. yaitu kewa,jiban untuk menjunjung hukumdan
pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil
telah membuka suatu sistem yang berlainan sekalidaripada sistem perumusan .‘Human Rights" itu secara Halal, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di sampingnya.
Kemudian yangditetapkandalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara alas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa " kemerdekaan berserikat dan berkumpul. mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-undang."
Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk
agama bagi penduduk
yang dijamin oleh negara, yang berbunyi
sebagai berikut : " Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-musing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu."
Pokok keempat,
adalah pasal 31 yang mengatur
hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (I
) " Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran" dan (2)
" Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.'
3. ELITE DAN MASSA
1) E L I T E
Dalam masyarakat tertentu
ada sebagian penduduk
ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu
penduduk tidak diikut sertakan. Berbicara masalah elite adalah
berbicara masalah pimpinan.
a. Pengertian :
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk
sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus
dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu
dan khususnya golongan kecil yang memegang
kekuasaan.
Dalam Cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: " posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi,
pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas" .
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak
elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif.
Di dalam suatu lapisan masyarakat lento ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi
kunci ataumereka yang memiliki pengaruh
yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka
itu mungkin para pejabat
togas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Para pemuka pendapat (opinion
leader) inilah pada umumnya memegang
strategi kunci dan memiliki status
tersendiri yang akhimya
merupakan elite masyarakatnya.
b. Fungsi Elite dalam
memegang Strategi.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur,
baik dalam konteks
luas maupun yang lebih sempit, dalam
kelompok heterogen maupun
homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri
sebagai satu golongan yang penting, memiliki
kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan
massa. Penentuan golongan
minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat
terhadap persona yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam
meletakkan dasar-dasar kehidupan pada masa-masa
yang akan datang.
Golongan minoritas yang berada pada posisi alas yang secara
fungsional dapat berkuasa
adan menentukan dalam studi sosial dikenal
dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat
untuk melayani suatu kolektivitas
dengan cara yang bernilai sosial.
2) M A S S A
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif
lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa
hal menyerupai crowd, tapi yanag secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain
Hal-hal yang penting dalam massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri
yang membedakan di dalam massa :
( 1)Keanggotaannya berasal
dari semua lapisan
masyarakat atau strata
sosial, meliputi orang"orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat
kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang
bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya
orang"orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya
melalui pers.
(2) Massa merupakan kelompok yang anonim,
atau lebih tepat,
tersusun dari individu-individu yang anonim.
(3) Sedikit sekali
interaksi atau bertukar
pengalaman antara anggotaanggotanya.
Secara fisik
mereka biasanya terpisah
satu sama lain serta anonim, tidak mempunyai kesempatan untuk menggerombol seperti
yang biasa dilakukan oleh crowd.
(4) Very loosely
organized, serta tidak
bisa bertindak secara
bulat atau sebagai suatukesatuan seperti
halnya/crowd.
c) Peranan Individu-individu di dalam Massa Penting sekali kenyataan bahwa
massa adalah terdiri
dari individu-individu yang menyebar secara luas di berbagai kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan setempat. Itu berarti bahwa object of interess
yang menarik perhatian
dari mereka yang membentuk massa adalah perhatian dari mereka yang membentuk massa adalah sesuatu yang terletak
di luar kebudayaan dan kelomok-kelomok setempat, dan oleh Karena
itu obyek tadi tidak dibatasi
atau diterangkan dalam istilah-istilah understanding atau tertib-tertib setempat. Obyek yang massa interest
dibayangkan sebagai penarikan
perhatian orang-orang dari kebudayaan dan lingkungan
hidup setempat mereka dan mengalihkannya kepada semesta yang lebih luas, ke arah yang tidak dibatasi
atau dilingkupi oleh tertib, peraturan-peraturan atau harapan-harapan. Dalam pengertian yang demikian ini massa bisa dipandang sebagai
tersusun oleh individuindividu yang terlepas serta terpisah, yang menghadapi obyek-obyek atau area penghidupan yang menarik perha-tian, tapi yang jugamembingungkan dan sulit untuk dimengerti dan diatur. Sebagai
konsekuensi, sebelum obyek-obyek tadi, anggota-anggota daripada tindakan-tindakannya.
Lebih lanjut, mereka berada dalam situasi tidak mampu berkomunikasi satu sama lain kecuali dalam Cara- Cara terbatas
dan tidak sempurna.
Anggotaanggota dari massa dipaksa
bertindak secara terpisah
sebagai individuindividu.
d) Masyarakat dan Massa
Dari karakteristik yang singkat ini bisa dilihat
bahwa massa merupakan gambaran kosong
dari suatu masyarakat atau persekutuan. la tidak
mempunyai organisasi sosial,
tidak ada lembaga
kebiasaan dan tradisi, tidak memiliki serangkaian aturan-aturan atau ritual, tidak
terdapat sentimen-sentimen kelompok
yang terorganisir, tidak ada
struktur status peranan, serta tidak mempunyai kepemimpinan yanag mantap. Ia sematamata terdiri
dari suatu himpunan
individu-individu yang terpisah, terlepas, anonim dan dengan begitu homogen sepanjang
perilaku massa dilibatkan Lebih lanjut
ia bisa dilihat,
bahwa perilaku massa,
hanya oleh Karena
ia tidak diciptakan
melalui aturan atau harapan yang prestablishet, maka ia
merupakan sesuatu yang spontan, orisinil serta elementer. Dalam hal ini massa banyak kemiripannya dengan crowd.Dalam hal-hal yang lain, terdapat
suatu perbedaan yang penting. Telah disebutkan bahwa massa tidak menggerombol atau berinteraksi sebagian dilakukan crowd. Melainkan individu-individu terpisahkan satudari yang lain dan
tidak kenal satu sama lain. Kenyataan
ini berarti bahwa individu
di dalam massa, lebih cenderung
bertindak atas kesadaran
diri yang tiba-tibadaripada kesadarandiri yang
sudah digariskan. la cenderung bertindak atau merespond obyek-obyek yang menarik perhatian atas dasar impuls-impuls yang dibangkitkan olehnya daripada merespond sugesti-sugesti atau stimulasi
yang ditimbulkan berdasarkan suatu hubungan yang erat.
e) Hakikat dan Perilaku Massa
Timbul
pertanyaan, bagaimana massa
bertingkah laku. Jawaban
berada dalam istilah-istilahdari masing-musing individu
yang mencari jawaban menurut kebutuhan sendiri-sendiri. Secara paradoksial, bentuk perilaku
massa terletak pada garis aktivitas
individual dan bukan pada tindakan
bersama. Aktivitas-aktivitas indivi-dual ini terutama beradadalam bentukbentuk seleksi - sepertinya seleksi
obat gigi barn, buku-buku, permainan, landasan partai, new pashion, filsafat,dan lain sebagainya - yaitu seleksiseleksi yangdibuatdalam response
atas impuls-impuls atau persamaanpersamaan yang tidak menentu
(samar-samar) yang ditimbulkan oleh obyek yang massa interest. Perilaku
massa, sekalipun merupakan suatu himpunan garis-garis tindakan
yang individual, bisa menjadi amat penting
artinya. Jika garis-garis ini bertemu, pengaruh
dari massa kemungkinan adalah luar biasa, seperti
ditunjukkan oleh efek-efek
yang melanda lembaga-lembaga sebagai akibat pertukaran/bekerjanya selective
interest
dari massa.
Suatu partai politik bisa berantakan atau sebuah badan
komersial bisa hancur oleh pertukaran-pertukaran dalam interest atau teste.
f) Peranan Elite terhadap Massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualif ikasi tertentu yang eksistensinya sebagai kelompok
penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara
legal oleh masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini kita melihat elite sebagai kelompok
yang berkuasa dan kelompok
penentu.
Dalam kenyataannya elite penguasa
kita jumpai lebih tersebar,
jangkauannya
lebih luas, tetapi
lebih bersifat umum, tidak terspesialisasi seperti kelompok
penentu. Rita mengenal,
adanya kelompok penguasa merupakan golongan elite yang berasaldari kondisi sejarah masa lampau.
Kelompok elite penguasa ini tidak mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosial tetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan birokrat. Rita bisa menjumpai kelompok penguasa
ini pada berbagai
perhimpunan yang bersifat khusus, pada kelompok birokratis
yang berfungsi sebagai pembuat
kebijakan-kebijakan maupun sebagai pelaksana dan sebagai elite pemerintah.
Kelompok elite penentu lebih banyak berperandalam mengemban fungsi sosial. Hal ini dapat kita buktikan dalam kekuatan-kekuatan sosial
yang dijelaskan secara
fungsional untuk mencapai
tujuan yanag telah dibahas dalam bagian .‘elite dalam berbagai
dimensi" di alas, kita juga dapat
melihat bagai penentu
ini berperan dalam fungsi sosial sebagai berikut
:
( I ) Elite penentu dapat dilihat sebagai
suatu lembaga kolektif
yang
merupakan pencerminan kehendak-kehendak masyarakatnya. Dalam
hal ini elite penentu bertindak sebagai lembaga yang berwenang
sebagai pengambil penentu
keputusan akhir, pendukung kekuatan moral bahkan
dapat menjadi proto
type dari masyarakatnya.
(2) Sebagai
lembaga politik, elite penentu mempunyai
peranan memajukan kehidupan
masyarakatnyadengan memberikan kerangka pemikiran konsepsional sehingga
massa dapat dengan
tepat menanggapi permasalahan yangdihadapinya.
(3) Elite
penentu memiliki peranan
moral dan dolidaritas kemanusiaan baik dalam pengertian nasionalisme maupun pengertian universal. Hal ini penting sekali dalam rangka penghayatan tentang identitas
dan tujuan hidup bersama,dengan
pola pemikiran filosofi
yang sama
dan kerangka
pendekatan yang sama pula.
(4) Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
pemuasan hedonik
atau pemuasan intrinsik lainnya bagi manusia
khususnya terhadap reaksi-reaksi emosional .Peranan ini disebut dengan
peranan ekspresif. Kelompok
elite yang bertugas memenuhi
kebutuhan ini bekerja
dengan pertimbanganpertimbangan nilai ethis estetis. Di sinilah kehadiran
para seniman, sastrawan, komponis, biduan dan lain-lain. Karya-karya mereka berusaha mengumandangkan nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga fungsi terdahulu dengan
pendekatan estetis. Di samping itu dapat
pula berfungsi sebagai kontrol sosial yang independen yang hanya berpegang pada nilai-nilai universal dan lebih bersifat simbolik.
4. PEMBAGIAN PENDAPATAN
1) KOMPONEN PENDAPATAN
Pada dasarnya dalam kehidupan ekonomi
itu. hanya ada dua kelompok, yaitu rumah tangga produsen
dan rumah tangga konsumen. Dalam rumah
tangga produsen dilakukan
proses produksi. Pemilik
faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas
jasa. Pemilik alam (tanab) akan memperoleh sewa. Pemilik
tenaga akan memperoleh
upah. Pemilik modal akan memperoleh bunga dan pengusaha
(skill) akan memperoleh keuntungan.
|
2) PERHITUNGAN PENDAPATAN
Apabila diteliti lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya upah atau sewa tanah, walaupun
basil yang dapat diperolehnya letup. Namun demikian, tingkat upah atau sewa tanah itu tidak
bergerak bebas naik terns-menerus.
a. Sewa tanah
Bunga tanah atau sewa tanah adalah
bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik tanah,
Karena ia telah menyewakan tanahnya kepada penggarap. Pendapatan yang diterima tersebut
hanya semata-mata Karena hak milik dan bukan Karena
ia ikut serta menyumbang jasanya dalam
proses produksi.
b. U p a h
Upah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima
oleh buruh, Karena
menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi. Menurut David Ricardo, upah ini sebagai
harga dari tenaga kerja. Upah yang diterima buruh berupa uang disebut upah nominal, sedangkan
barang atau jasa yang
dapat dibelinya dengan upah nominal
tersebut disebut upah riil.
c. Bunga modal
Sewa modal
atau bunga adalah
bagian dari pendapatan nasional yang
diterima oleh pemilik modal, karena
telah meminjamkan modalnya
dalam proses produksi. Modal yang ikut sorta dalam proses
produksi akan memperbesar basil
produksi.
Jean Babtiste
Say mengemukakan teori produktivitas. Pada prinsipnya modal itu sebenarnya membantu
terlaksananya produksi dan bahkan
mempertinggi
basil. Jadi sewa modal yang diserahkan
kepada pemilik modal adalah bagian dari pertambahan produksi akibat penggunaan modal.
Teori pengorbanan (Nassau William Senior)
pada dasarnya membahas bahwa : modal itu memberikan kenikmatan kepada yang mempergunakan, tetapi sebaliknya bagi pemilik sudah susah payah mengumpulkannya, setelah terkumpul diserahkan kepada orang lain. Judi dapatlah
dikatakan bahwa bunga modal itu merupakan balas jasa pengorbanan.
d. Laba pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa keuntungan, Karena telah mengorganisasi faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi.
Josseph Schumpeter denngan
teori keunggulan mengemukakan bahwa pengusaha itu keunggulannya tidak sama, tetapi
yang lebih unggul adalahmereka yang berhasil menemukan
kombinasi baru seperti
metode produksi barn, efisiensi dan daerah penjualan
yang barn. Pengnsaha yang unggul inilah yang memperoleh laba.
3) DISTRIBUSI PENDAPATAN
Setelah dilakukan perhitungan pendapatan nasional, makadapatdiketahui kegiatan produksidan struktur
perekonomian suatu negara. Lebih lanjut akan
mempermudah perancang perekonomian negara, Karena telahdiketahui bahanbahan/keterangan mengenai situasi
ekonomi baik secara
makro maupun sektoral. Sektor
mana yang memberi
sumbangan paling banyak
dan juga golongan mana yang memperoleh bagian pendapatan nasional
yang terbanyak.
Selanjutnya dapat diketahui berapa
tingkat income perkapita, dan ini menunjukkan tingkat potensi
kemakmuran rata-rata. Namun demikian,
perlu disadari bahwa tingkat income perkapita itu hanya merupakan
alat ukur untuk membandingkan kemakmuran suatu negaradengan negara lain. Jadi meskipun
tingkat income perkapita
tinggi belum berarti
bahwa tingkat kemakmuran
itu telah merata dan dinikmati
oleh semua warga negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar